Langit makin mendung, angin semakin
kencang. Kapal mini yang kami tumpangi bergoyang. Kulihat Finy ketakutan sambil
memegang tangan Alif. Nisa pun kurangkulnya dengan erat. Terlihat Bobi
ketakutan sambil menahkodahi kapal ini.
Pulau semakin
dekat, angin masih kencang. Aku belum bisa bernafas lega, tapi tangan ini
tak lepas merangkul kekasihku tercinta, begitupun dengan Alif yang kali ini
terlihat memeluk Finynya tersayang.
Kapal yang hampir
membunuh kami dengan cuaca yang sangat ekstrim, akhirnya bersandar. Kami sudah
sampai di Pulau Micoli pulau yang sangat indah nan menakjubkan. Pasir putih
menyambut kedatangan kami, dengan pemandangan senja yang sangat indah di pulau
ini, seakan aku ingin berlama-lama di sini. Tak salah kami menyewa pulau ini
dengan mahal.
Terlihat seorang
perempuan mendatangi kami. Dia langsung menyuruh kami mengikutinya. Aku heran
dengan perempuan ini, tanpa memperkenalkan dirinya dia langsung menyuruh kami
mengikutinya. Tapi sudahlah Aku nurut saja. Lagi pula punggungnya tidak
berlubang dan kakinya menyentuh tanah. Jadi tidak masalah.