Kisah yang Berwajah
Angin malam itu membawaku melihat rindu,
menyeretku ke dalam ruang yang berwajah.
Membuka lembar demi lembar halaman kenangan.
Di ruangan itu, napasku mendengus pelan, mataku
berkaca-kaca, gigiku gemeletuk.
Kesedihanku meluap saat mengail satu-persatu kenangan
yang terbingkai lembut.
Ragamu memang telah tiada, namun di sini, di hati, kau
akan selalu ada.
Air mata ini yang sudah lama kutahan, akhirnya luruh
bersama kisah dan suara indah yang mengalun lembut penuh kesan.
Tak seperti kisah yang kau buat: kisah tak berwajah.
Tapi malam itu, kisahmu berwajah, indah sekali.
Makassar, 15 Desember 2013
Tidak ada komentar :
Posting Komentar